Buying A New Car

There are many things that you must consider when buying a new car. Most will have to do with the car itself such as what model to buy- the options you want to add- and the price of the car. However there is one thing that it always pays to check out first- and that is- who are you buying the car from.

CAR INSURANCE FOR LADY DRIVERS

Car insurance companies prefer lady drivers to their gentlemen counterparts because they are considered as much less risky drivers.It is not that the accident rates of ladies are low. They face as many accidents as males do

AUTO LOAN NEW CAR

Is it time to get a new car? Do you want to purchase a new car to replace your current worn down vehicle? If yes is your answer- then you might want to think about your purchase and getting a loan for your new investment

CAR INSURANCE

America has become a culture of cars-SUV's- minivans and sports coupes. With all this traveling in and out- back and forth around the maze that is the United States infrastructure

DINRIP

If you do have an accident with the outside or the inside of the car - you may have to pay for the cost. You will also only be allowed to put on so many miles in your lease period. This is hard for many people that do drive a lot

Jumat, 01 April 2011

AZAB BUAT WANITA YANG...........


AZAB BUAT WANITA YANG...........

Renungan khususnya untuk para kaum hawa.....

Sayidina Ali ra menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah menangis manakala ia datang bersama Fatimah. Lalu keduanya bertanya mengapa Rasul menangis.

Beliau menjawab,

"Pada malam aku diisra'kan, aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya."

Putri Rasulullah kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya.

"Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih. Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.

"Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.

"Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.

"Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.

"Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi s.a.w.

Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?

Rasulullah S.A.W menjawab,

"Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang digantung susunya adalah isteri yang 'mengotori' tempat tidurnya.


*Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.

*Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.

*Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.

*Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa solat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.

*Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."

Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.

Pesanan buat akhawat2 yang disayangi(serta untuk diri ini juga):

Allah s. w. t. berfirman yang bermaksud: "Dan katakan kepada perempuan-perempuan yang beriman, supaya mereka menahan sebahagian penglihatan, memelihara kehormatannya dan tiada memperlihatkan perhiasannya (tubuhnya) selain dari yang nyata (mesti terbuka terdiri dari bahagian badannya yang sangat perlu dalam pekerjaan sehari-hari, seperti mukanya dan tapak tangan). Dan hendaklah mereka sampaikan kudungnya ke leher (tutup kepalanya sampai ke leher dan dadanya), dan tiada memperlihatkan perhiasannya (tubuhnya), kecuali kepada suaminya, bapanya, bapa suaminya, anak-anaknya, anak-anak suaminya, saudara-saudaranya, anak-anak saudara lelaki, anak-anak saudara perempuannya, sesama perempuan Islam, hamba sahaya kepunyaannya, laki-laki yang menjalankan kewajubannya tetapi tidak mempunyai keinginan
(terhadap perempuan - umpanya pelayan-pelayan lelaki yang sudah tua dan tiada lagi mempunyai keinginan kepada perempuan) dan kanak-kanak yang belum mempunyai pengertian kepada aurat perempuan. Dan janganlah mereka pukulkan kakinya, supaya diketahui orang perhiasannya yang tersembunyi (misalannya melangkah dengan cara yang menyebabkan betisnya terbuka atau perhiasan seperti gelang/rantai kakinya nampak). Dan taubatlah kamu semuanya kepada Allah s. w. t, Hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.(surah An-Nur ayat 31)

Allah s. w. t. berfirman yang bermaksud:

"Belum sampaikah lagi masanya bagi orang-orang yang beriman untuk khusyuk (taat) hati mereka mematuhi peringatan dan pengajaran (suruhan dan larangan) Allah serta (taat) mematuhi kebenaran (Al-Quran) yang diturunkan (kepada mereka)? Dan janganlah pula mereka menjadi seperti orang-orang yang telah diberi kitab sebelum mereka (Yahudi dan Nasrani), setelah orang-orang itu melalui masa yang lanjut (jauh dari zaman nabi mereka) maka hati mereka menjadi keras
(dari mengikuti perintah/ajaran nabi mereka) dan banyak di antaranya orang-orang fasik. (surah Al-Hadid ayat 16)

Bila ayat menutup aurat turun sahaja semua wanita ketika itu tidak kira dari golongan Ansar mahupun Muhajirin dengan segera menutup aurat masing-masing. Yang ada di pasar, yang ada di rumah, yang sedang dalam perjalanan capai apa sahaja untuk menutup aurat masing-masing dengan SEGERA dan bukannya NANTI DULU. Yang tidak mendapat apa-apa mereka segera memalingkan muka menghadap dinding supaya tiada lelaki terpandang wajah mereka. Itulah kekuatan iman yang ada pada wanita-wanita ketika itu. Tetapi kini segala- galanya telah berubah makin jauh kita dari zaman Rasulullah s. a. w. makin kita jauh dari amalan agama. Dalam ayat yang sama juga Allah s. w. t. menegur kita supaya tidak menjadi seperti ahli kitab sebelum kita (Yahudi dan Nasrani) di mana semakin mereka jauh dari zaman nabi mereka maka semakin kurang mengamalkan agama. Itulah keadaan kita ketika ini. Saudari-saudari seagama dengan kita bukan tidak tahu kewajiban menutup aurat, tetapi oleh kerana kelemahan iman serta sikap acuh tak acuh membuatkan mereka lalai. Perkataan yang biasa kita dengar dari saudari-saudari kita ialah "belum sampai seruan". Seruan apa yang ditunggunya atau seruan dari siapa yang sedang mereka tunggu? Bukankah Allah s. w. t. telah seru untuk menutup aurat sejak 14 abad dahulu lagi. Tetapi kenapa masih tak tutup-tutup lagi?

Lihat lagi ayat di atas Allah s. w. t. berfirman "Katakan kepada orang-orang perempuan yang beriman" Allah s. w. t. dengan khusus gunakan perkataan "beriman" dan bukannya "wahai manusia" kerana segala perintah hanya boleh didukung oleh orang-orang yang beriman sahaja.

Dalam ayat kedua pun sama yang ditujukan ayat-ayat ini adalah kepada orang-orang yang beriman. Kita kata kami beriman dengan Allah s. w. t, Rasul-rasulNya dan, Kitab-kitabNya tetapi apa yang kita ucapkan dan buat adalah sungguh bertentangan. Allah s. w. t. telah menggariskan peraturan dan rasul telah mengajarkannya dan peraturan itu telah termaktub di dalam kalamNya.

Tetapi kenapa masih leka? Kita bimbang kalau-kalau kita dibungkus dengan kain putih sebelum kita sempat menutup aurat.

Maka wahai saudari-saudari seagamaku (YANG BERIMAN), sebelum terlewat rebutlah peluang yang ada jangan tunggu esok amalkan sekarang juga. Bimbang "Esok tiada bagi mu". SENTIASALAH MENGINGATI MATI.Gembirakanlah Allah s. w. t. dan rasulNya dengan mengikut perintah mereka supaya dikala kamu dirundung malang Allah s. w. t. dan rasulNya dapat menggembirakan kamu.

BIAR KAMU TIDAK CANTIK DI MATA PENDUDUK BUMI TETAPI NAMAMU MENJADI PERBUALAN PENDUDUK LANGIT.








You might also like:

Malin Kundang




At one time, there lived a family of fishermen in the coastal area of ​​Sumatra. The family consists of father, mother and a son who was named Malin Kundang. Because the financial condition of the family concern, the father decided to make a living in the country by wading across a vast ocean.

So the Malin and his mother stayed in their hut. A week, two weeks, a month, two months a year even more length, Malin's father also did not return to his hometown. So her mother must replace the position of Malin's father to make a living. Malin including a bright child but a bit naughty. He often chasing chickens and hit him with a broom. One day, when Malin was chasing chickens, she tripped over a stone and a stone hit her right arm injury. Injury has become a trace dilengannya and can not be lost.

After growing up, Malin Kundang feel sorry for her mother who slam the bones for a living to raise themselves. He thinks for a living in the country side in hopes of later when returning to my hometown, he has become a very rich. Malin interested in the solicitation of a merchant ship captain who was once poor now become a very rich.

Malin Kundang the point to his mother. His mother initially less agree with the intention of Malin Kundang, but because it continues to urge Malin, Malin Kundang mother finally agree though with a heavy heart. After preparing the supplies and equipment sufficiently, Malin head over to the dock with escorted by his mother. "My son, if you are already successful and become a wealthy man, do not you forget your mother and this halamannu village, son", said Ms. Malin Kundang while teary-eyed.

Malin ridden ship as far as ever, accompanied by Ms. Malin Kundang wave. During his stay on the ship, Malin Kundang lot to learn about seamanship on the crew that has been experienced. Along the way, suddenly climbed Malin Kundang ships were attacked by pirates. All merchandise traders who were on the ship seized by pirates. Even most of the crew and people on the ship were killed by the pirates. Malin Kundang very lucky he was not killed by the pirates, because when it happened, Malin immediately hid in a small space enclosed by the timber.

Malin Kundang float amid sea, until finally the host ship stranded on a beach. With the rest of the existing power, Malin Kundang walked to the nearest village from the beach. Arriving in the village, Malin Kundang helped by people in the village after previously telling incident that happened to him. Malin village where villagers stranded is very fertile. With tenacity and perseverance in work, over time Malin had become a very rich. He has many fruit merchant ships with the children of more than 100 people. After becoming rich, Malin Kundang marry a girl to become his wife.

News Malin Kundang who has become rich and have been married to the mother also Malin Kundang. Mother Malin Kundang feel grateful and so happy her son has been successful. Since then, the mother of Malin Kundang every day go to the dock, waiting for her son who may return to his hometown.

After a long marriage, Malin and his wife make the voyage with a large and beautiful ship with the crew and a lot of bodyguards. Mother Malin Kundang that every day waiting for his son, saw a very beautiful ship, the entrance to the harbor. He saw two people who were standing on the deck of a ship. He believes that it is her son standing with his wife Malin Kundang.

Malin Kundang stepped down from the ship. He was greeted by his mother. Once close enough, his mother saw right dilengan dozen injured person, the more convinced his mother that he was approached Malin Kundang. "Malin Kundang, my son, why did you go so long without sending you?", He said, hugging Malin Kundang. But what happens then? Malin Kundang immediately release her mother's arms and pushed him up to fall.

"Women do not know myself, as my mother said carelessly," said Malin Kundang at his mother. Malin Kundang pretended not to recognize her mother, because of shame with her mother who is old and wearing tattered clothes. "She was your mother?", Tanya wife Malin Kundang. "No, he was just a beggar who pretended to be admitted as a mom to get my property," Malin said to his wife. Hearing statement and treated arbitrarily by his son, the mother of Malin Kundang very angry. He did not expect him to be rebellious child. Because of mounting anger, Malin's mother tipped his hand, saying "Oh God, if he my son, I sumpahi he became a stone." Not long after the winds roared fierce winds and storms come to destroy the ship master Kundang. After that Malin Kundang body slowly becomes rigid and in time they finally shaped into a rock.

(END)